Hallo sobat, bertemu lagi nih dengan Pak HaBe. Kalau melihat dari judul mungkin sebagian orang banyak yang bingung apa sih semut kroto itu? Bagaimana bentuknya? dan kenapa sih bisa menjadi potensi bisnis? Dan Pak HaBe akan menjawab, sebenarnya semut kroto adalah sebutan lain dari semut rangrang, sobat pernah dengar nama semut kaya gitu? Gak perlu bingung sobat, nama semut ini tiap daerah atau tempat biasanya berbeda-beda. Ada yang nyebut semut nyangkrang, semut api, semut penenun, semut merah, de el el dah sobat, Pak HaBe gak begitu tau nama-nama tiap daerah. Mungkin kalo liat gambar bisa langsung nyebutin semut apa namanya kalo di daerah sobat.
|
Semut Rangrang |
Nah sekarang tau kan sobat?
Semut apa namanya kalo di daerah sobat?
Apakah sama kaya yang Pak HaBe sebutin tadi?
Gak begitu penting lah mempermasalahkan nama, yang akan kita bahas kali ini kenapa semut kroto/semut rangrang ini bisa berpotensi sebagai lahan bisnis. Sobat pernah tidak jalan-jalan ke pasar burung? Apa saja yang dijual oleh pedagang untuk pakan burung? Di sana pasti ada ulat hongkong, jangkrik, pisang, pelet (bahan kimia), dan kroto. Nah, perlu digarisbawahi untuk pakan yang namanya kroto ini. Kroto adalah salah satu alternatif pakan burung yang paling digemari oleh masyarakat. Faktor utama kenapa masyarakat suka dengan pakan yang satu ini, tidak lain tidak bukan adalah karena banyak jenis burung-burungan yang doyan banget makan kroto. Terdengar rumor juga kalau burung yang sering diberi makan kroto maka akan bersiul nyaring, dan inilah yang biasanya dicari para penggemar burung.
Namun sobat tau gak, dari mana asal kroto ini? Kroto adalah nama lain dari telur semut rangrang. Biasanya pedagang-pedagang di pasar burung mencari kroto ini pake cara manual sobat. Yaitu berburu di pohon-pohon, karena habitat semut rangrang adalah di pohon. Sobat pasti sudah bisa membayangkan kalau kroto adalah makanan favorit untuk kebanyakan burung, pastinya banyak orang yang akan mencari dan ingin membeli, dan pedagang-pedagangpun akhirnya berlomba-lomba untuk memburu kroto-kroto yang ada di alam. Akhirnya ketersediaan kroto semakin langka karena setiap hari diburu oleh banyak orang dan dipasaran harganya pun semakin melambung tinggi.
Harga terakhir kroto yang sempat Pak HaBe tanyakan di pasar burung adalah sebesar Rp. 12.000,-/ons dengan kata lain 1 Kg nya dihargai dengan harga Rp. 120.000,-. Wah lumayan juga ya kalo bisa budidaya telur semut rangrang ini.
Kalo bisa??
BISA sobat !!!
Telur semut rangrang atau kroto ini bisa dibudidayakan. Di postingan selanjutnya akan Pak HaBe jelaskan mengenai teknik budidaya kroto atau telur semut rangrang. Untuk saat ini Pak HaBe akan berikan informasi dulu mengenai potensi yang akan didapat jika sobat ingin terjun menggeluti bisnis ini.
Diambil informasi dari salah satu pembudidaya kroto di daerah Jawa Tengah, beliau mengatakan minimal bisa memanen 1 Kg kroto per harinya, padahal bisnisnya belum genap satu tahun. Jadi kalau kita misalkan 1 Kg kroto tadi dijual di pedagang pasar dengan harga Rp. 100.000,-, maka dengan kata lain pendapatan untuk 1 bulannya sebesar:
100.000 x 30 hari = Rp. 3.000.000,-
Wahh, wahhhh, lumayan banget ternyata ya sobat.
Mungkin sobat langsung banyak yang bertanya dalam hati,
“emang lumayan sih pendapatannya, tapi susah gak cara budidayanya? Jangan-jangan harga perawatannya mahal”. Pak HaBe yakinkan ke sobat semua, cara budidaya nya gak sulit kok, dan gak mahal juga. Untuk tau bagaimana cara budidaya dan bagaimana teknik-teknik merawatnya, sobat bisa baca di postingan selanjutnya yaitu tentang
teknik budidaya kroto.
Belum ada tanggapan untuk " Potensi Bisnis Semut Kroto "
Post a Comment
Pergunakan kotak komentar ini dengan bijak :)