Memperhatikan laju pertambahan penduduk yang begitu cepat, sedangkan produksi bawang merah boleh dikatakan tidak banyak berubah, maka jelas bahwa produksi bawang ini harus ditingkatkan untuk mencukupi kebutuhan yang meningkat. Salah satu cara yaitu dengan
cara budidaya bawang merah. Namun untuk membudidayakan tumbuhan bawang merah ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan. Hal-hal tersebut akan Pak HaBe share ke temen-temen semua secara gamblang biar sobat gak salah langkah nantinya dalam memulai pembudidayaan tumbuhan bawang merah ini.
A. Pengolahan Tanah dan Pembibitan
Untuk penjelasan ini sudah Pak HaBe bahas di postingan sebelumnya, sobat bisa lansung meluncur ke “
Pembibitan dan Pengolahan Tanah Pada Budidaya Tanaman Bawang Merah”
B. Penanaman
Setelah tanah selesai disiapkan untuk ditanami. yakni telah diberi pupuk kandang dan dihaluskan, penanaman dapat dilakukan. Umbi yang akan ditanam ujungnya dipotong sepanjang 1/3 bagian. Penanaman dilakukan pada jarak 10 x 20 cm atau 20 x 20 cm bergantung kepada ukuran bibit dan tempat bertanam. Di dataran tinggi biasa ditanam dengan jarak tanam jarang, sedangkan di dataran rendah ditanam denganjarak tanam rapat. Mula-mula lubangkecil dibuat dengan tugal kemudian umbi diletakkan dalam lubang dengan bagian ujung yang telah dipotong di atas dan tepat rata dengan permukaan tanah, selanjutnya umbi ditutup tanah tipis. Penutupan umbi jangan terlalu tebal, karena dapat menyebabkan umbi tumbuh lambat dan terganggu. Setelah umbi selesai ditanam, lebih baik disiram air supaya keadaan tanahnya menjadi lembab.
C. Pemupukan
Di samping pupuk kandang sebanyak 10 ton/ha, harus diberikan pula pupuk buatan. Pupuk kandang ini mempunyai fungsi sebagai berikut:
- Menyuburkan tanah dan membuat struktur tanah bergumpal (remah) hingga tanah tidak padat.
- Mengikat air, apabila kekurangan air (musim kemarau) dan melepaskan air apabila kelebihan (musim hujan).
- Mendorong mikro organisme yang berguna dalam tanah lebih aktif bekerja.
Oleh karena itu untuk tanah yang telah subur dan tanah gambut, pemberian pupuk kandang tidak sangat diperlukan. Namun pupuk buatan perlu diberi supaya umbinya besar dan kuat. Adapun pupuk buatan berupa 100 - 120 kg N, 150 kg P
2O
5 dan 100 kg K
2O per ha diberikan sekaligus pada umur 2 minggu setelah tanam, kecuali pupuk N diberikan dua kali. Pemupukan berikutnya saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam. Pada tanah yang bersifat asam (pH di bawah 5) perlu ditambahkan kapur tohor 2-4 ton/ha atau batu kapur yang telah dihaluskan,
supaya umbinya menjadi besar. Pupuk N dapat mendorong pembentukan umbi menjadi besar, tapi dapat pula menyebabkan pembusukan umbi.
D. Pengairan
Di luar negeri pengairan (irigasi) pada tanaman bawang merah / Bombay biasa dilakukan, tetapi di Indonesia terjadi hal sebaliknya, karena sering ditanam di tegalan atan lahan kering. Pengairan dapat meningkatkan produksi, tetapi apabila berlebihan dapat menyebabkan pembusukan umbi hingga 13,18% dibandingkan dengan nonirigasi
hanya 6,6% (CELESTINO, 1961). Oleh karena itu pengairan hanya diberikan selama pertumbuhan pertanaman dan pembentukan umbi.
Setelah umbi besar mendekati tua, pengairan tidak boleh diberikan lagi. Di Indonesia, pada umumnya bawang merah ditanam pada musim kemarau (bulan Mei/Juni - Agustus/September), hingga diperlukan pemberian air. Pemberian air yang diberikan secara menggenang kurang menguntungkan bagi pertanaman bawang merah, karena dapat menyebabkan kondisi tanah menjadi padat. Pemberian air dengan emrat (gembor) atau "Sprinkler" lebih dianjurkan. Pemberian air pada pagi / siang hari kurang menguntungkan bila dibandingkan dengan sore hari, karena banyak penguapan dan sedikit yang dihisap oleh tanaman bawang.
E. Penyiangan atau Pendangiran
Sebagaimana tanaman lain, tanaman bawang merah perlu didangir. Pendangiran ini dimaksudkan untuk:
- Menggemburkan tanah dan membetulkan bedengan yang telah rusak akibat pengairan atau curah hujan.
- Membersihkan rumput jahat, seperti teki, alang-alang, dan sebagainya.
Penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati supaya akar tanaman tidak rusak. Biasanya dilakukan dua kali selama pertumbuhannya, yakni 2 - 4 minggu dan 4 - 6 minggu setelah tanam bergantung keadaan. Sambil mendangir biasanya dilakukan pemupukan pupuk buatan yang kedua (pupuk susulan).
F. Pemungutan Hasil
Pemungutan (panen) hasil umbi bawang dilakukan setelah tanaman roboh, yakni 60-90% leher batang lemas, kira-kira berumur 60-90 hari tergantung kepada varietas, tempat bertanam dan kebutuhan.
Di dataran tinggi (suhu 15-21° C) pada umumnya umur bawang lebih panjang, karena pembentukan umbi terlambat. akan tetapi di dataran rendah (suhu 25-30° C) pada umumnya umur bawang lebih pendek, karena umbinya cepat terbentuk. Dalam hal ini hasil kali antara panjang hari dan suhu, yakni hari panjang x suhu rendah atau hari pendek x suhu tinggi, merupakan faktor yang tetap dalam merangsang pembentukan umbi bawang. Untuk keperluan konsumsi biasanya umbi dipanen muda, yakni sewaktu daunnya masih hijau atau 60-70% batangnya lemas, akan tetapi untuk keperluan bibit umumnya umbi dipanen tua (80-90% batangnya temas). Umbi yang dipanen muda akan cepat menjadi keropos dalam penyimpanan, karena cepat terjadi penguapan hingga timbangan berat umbi (bobot) cepat menurun.
Panen hendaknya dilakukan pada saat keadaan tanahnya kering (tidak basah) untuk mencegah serangan penyakit busuk umbi berlendir yang disebabkan oleh bakteri
Erwinia carotovora dalam gudang penyimpanan. Caranya ialah umbi dicabut pada batang yang masih ada. Apabila sukar karena tanahnya padat (keras), dapat dibantu dengan kored atau alat lainnya.
Kemudian umbi dibiarkan beberapa jam di atas bedengan dan selanjutnya umbi diikat pada batangnya menjadi ontongan. Tiap ikat beratnya berkisar antara 2 - 5 kg umbi bergantung keinginan petani sendiri. Setelah itu umbi yang telah diikat-ikat diangkut ke tempat penjemuran supaya kering. Pemanenan dan pengangkutannya harus diiakukan dengan hati-hati supaya umbi tidak rusak atau luka.
G. Penyimpanan dan Pengeringan
Untuk pembahasan materi ini bisa dilihat di postingan kemarin sobat “
Proses Pengeringan dan Penyimpanan Budidaya Bawang Merah”
H. Penyakit dan Hama
Sama juga nih sobat, sudah dibahas di postingan sebelumnya, langsung saja meluncur ke “
Hama dan Penyakit Pada Tanaman Bawang Merah”
Itulah sobat keseluruhan
cara budidaya tanaman/tumbuhan bawang merah yang saat ini harga dipasaran lagi baik-baiknya, dan diprediksi untuk beberapa tahun ke depan harga akan semakin membaik. Jadi yang ragu-ragu untuk budidaya tanaman bawang merah ini langsung segera hilangkan dari pikiran. Take action dan segera mulailah untuk berwirausaha ;)
Belum ada tanggapan untuk " Cara Budidaya Bawang Merah "
Post a Comment
Pergunakan kotak komentar ini dengan bijak :)